Selasa, 28 Februari 2023

 Menulis Puisi (Pertemuan ke-17)

Kelas Belajar Menulis Nusantara Gelombang 28





Judul : Kita bisa Menulis Puisi

Resum ke- : 17

Gelombang : 28

Hari, Tanggal : Rabu, 15 Februari 2023

Tema : Menulis Puisi

Narasumber : Dr. Hj. E. Hasanah, M.Pd.

Moderator : Sin Chung Wei, SP.


Pengertian Puisi

Dilansir dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), puisi dapat dimaknai sebagai:

1. Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait

2. Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 

3. Sajak.

Menurut HB Jasin puisi merupakan sebuah karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan atau pikiran serta tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, puisi kerapkali dibedakan dengan prosa. Puisi terikat oleh rima, irama, matra, larik, dan bait. 

Rima, bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya. 

Irama, adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapi dalam sebuah puisi. 

Matra, adalah ukuran banyaknya tekanan irama. 

Larik, adalah baris dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.

Bait, adalah bagian dari teks berirama yang terdiri dari beberapa baris yang tersusun harmonis, menyerupai pengertian paragraf dalam sastra atau tulisan bebas. Secara sederhana bait merupakan satu kesatuan dalam puisi yang terdiri atas beberapa baris atau larik.

Jenis-Jenis Puisi

Dikotomi puisi secara garis besar terdiri dari puisi baru dan puisi lama. 

Puisi dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Puisi Lama; puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan yaitu jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, persajakan/rima, banyak suku kata di setiap baris.

b. Puisi Baru, puisi yang tidak terikat oleh aturan yang bentuknya lebih bebas dari puisi lama dari segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Puisi Lama

Puisi lama secara umum betsifat anonim atau tudak diketahui pengarangnya. Umumnya berkembang secara lisan dari mulut ke mulut atau dari satu orang kepada orang lain. Penyebarannya melalui semacam pesan berantai. Ciri lain puisi lama adalah sangat terikat dengan aturan, Misalnya, jumlah larik pada masing-masing bait, 

Puisi lama terdiri dari, mantra, pantun, seloka, dan talibun. Mantra merupakan ucapan-ucapan tertentu yang dianggap memiliki keuatan gaib atau tenaga mistis. 

Mantra dipercaya dapat mengubah sebuah keadaan menjjadi keadaan lain yang diharapkan.

Contoh mantra:

Sihir lontar pinang lontar

Terletak di ujung bumi

Setan buta jembalang buta

ku sapa tidak berbunyi

Pantun

Sebagai puisi lama memiliki ciri bersajak a-b-a-b, setiap bait terdiri dari 4 baris, dan tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, sedangkan 2 baris berikutnya sebagai isi. Antara sampiran dan isi tidak memiliki hubungan logis. Sampiran hanya berfungsi sebagai pengimbang atau pelengkap untuk memperindah pengucapan. Namun demikian, kedudukan sampiran tidak dapat diabaikan. Tidak ada pantun tanpa sampiran

Contoh pantun nasehat:

Sungguh elok emas permata,

Lagi elok intan baiduri,

Sungguh elok budi bahasa,

Jika dihias akhlak terpuji.

Seloka, adalah pantun yang berkait atau bertautan. Dikutip dari wikipedia, seloka dimaknai sebagai pantun yang mempunyai beberapa bait yang saling sambung-menyambung. 

Contoh seloka

Sudah bertemu kasih sayang

Duduk terkurung malam dan siang

Hingga setapak tiada renggang

Tulang sendi habis terguncang.

Talibun, sebagai salah satu jenis pantun diartikan sebagai pantun genap yang setiap barisnya terdiri dari 6, 8, atau 10 baris.

Contoh :

Anak orang di padang tarap

Pergi berjalan ke kebun bunga

Hendak ke pekan hari tiap senja

Di sana sirih kami kerekap

Meskipun daunnya berupa

Namun rasanya berlain juga

Puisi Baru

Puisi baru memiliki ciri-ciri dengan bentuk yang rapi dan simetris/sama, persajakan akhir yang teratur, menggunakan pola sajak pantun dan syair walaupun dengan pola yang lain, dan sebagian besar terdiri dari empat seuntai (baris).

Puisi baru terdiri dari balada, himne, ode, epigram, romansa, elegi, dan satire. Balada merupakan puisi yang berisi kisah atau cerita. Himne berisi pujaan untuk memuliakan Tuhan, menghormati. seseorang, atau menghormati tanah air.

Ode, sebagai puisi baru, berisi tentang sanjungan  untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat resmi bersifat menyanjung dan mengagungkan pribadi tertentu. Ode berasal dari kata Yunani yang berarti bernyanyi. Biasanya puisi ini dinyanyikan dalam paduan suara sambil menari dalam drama-drama Yunani Kuno.

Epigram merupakan puisi yang mengandung pedoman, tuntunan atau ajaran hidup, nasihat, teladan, atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang baik. Menurut KBBI, epigram merupakan syair atau ungkapan pendek yang mengandung gagasan atau peristiwa yang diakhiri dengan pernyataan menarik

Romansa adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih. Romansa dapat pula diartikan sebagai cerita puisi yang menggunakan bahasa romantik tentang kisah asmara.

Elegi kerap dikaitkan dengan kesedihan, penderitaan, adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. dikutip dari KOMPAS, elegi adalah puisi tentang ratapan kematian atau kehilangan seseorang entah untuk mengenang jasa-jasanya ataupun janji-janji penyair bersama orang yang telah pergi tersebut

Jenis puisi yang terakhir adalah satire.Satire, yaitu puisi yang berisikan sindiran/kritik. Puisi dalam bentuk satire bertujuan untuk mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dilakukan dengan cara menyindir atau menyatakan hal sebaliknya. (dikutip dari ruangguru)

Bagaimanakah Menulis Puisi?

Menulis puisi berbeda dengan menulis pada umumnya. Menulis puisi melibatkan perasaan dan imaginasi. Imaginasi merupakan daya kreatif yang memungkinkan seseorang menghasilkan puisi yang berkualitas.

Saat menulis puisi, penulis harus melibatkan perasaan dan imajinasi. Sebab, puisi yang indah adalah puisi yang paling imajinatif yang sesuai dengan perasaan yang dimilikinya. Namun, yang sulit adalah bagaimana cara mengungkapkan perasaan ke dalam kata-kata tersebut. Oleh sebab itu membutuhkan langkah-langkah membuat puisi yang baik dan memiliki hasil sesuai keinginan. Berikut langkah-langkah menulis puisi yang baik.

Langkah-Langkah Menulis Puisi

Pertama, menentukan tema dan judul puisi

Sebelum memulai menulis puisi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan tema. menentukan tema sesuai dengan puisi yang ingin dibuat. Misalnya, tentang bencana alam, romantisme, religius, kemanusiaan, cinta tanah air, dan lain-lain.

Judul puisi harus menyatakan keseluruhan isi puisi yang dibuat. Pastikan judul terdiri dari beberapa kata yang jelas dan padat. Dengan begitu, seseorang yang melihat judul puisi milik Anda akan langsung tertarik untuk membaca puisi tersebut.

Ke dua, merangkai puisi dengan diksi dan rima yang tepat

Pada langkah ini dimulai dengan merangkai kalimat menggunakan pilihan kata yang indah. Analisis beberapa diksi yang akan digunakan. Setelah itu mulailah untuk merangkai kata di dalam puisi. Pada saat yang sama, penulis harus menentukan rima yang tepat. Hal ini penting karena menjadi ciri khas yang dimiliki oleh puisi. Rima memiliki arti suatu pengulangan bunyi dalam suku kata yang terdapat dalam puisi.

Beberapa jenis rima yang sering digunakan saat menulis puisi, yaitu:

Rima sempurna, yaitu rima yang memiliki akhiran suku kata sama, seperti ma-lang, ma-ti, pa-lang, ha-ti, dan lainnya.

Rima tak sempurna, yaitu rima yang memiliki akhiran suku kata sama, namun terdapat di beberapa bagian saja. Misalnya, pulang dan tukang berakhiran sama.

Rima berpeluk, yaitu pengulangan kata baris pertama berima sama dengan baris keempat, sedangkan baris kedua berima sama dengan baris ketiga. Rumusnya adalah a-b-b-a.

Rima bersilang berhubungan rima yang berakhiran kata selang seling, yaitu a-b-a-b.

Rima rangkai adalah rima yang terdapat pada kata-kata berakhiran sama secara beruntun. Misalnya, a-a-a-a-b-b-b-b.

Rima kembar berarti pengulangan kata yang sama setiap dua kalimat sekali, seperti a-a-b-b-c-c-d-d, dan seterusnya.

Rima patah, yaitu suatu rima yang tidak beraturan, sehingga rima ini seringkali disebut sebagai bentuk rima bebas.

Ke tiga, menggunakan majas sesuai tema puisi yang dibuat

Jika sudah menemukan diksi dan rima yang tepat, langkah selanjutnya memasukkan unsur majas dalam puisi tersebut. Penasaran terkait majas, berikut ini jenis-jenis majas.

Jenis-jenis majas yang sering digunakan dalam sebuah puisi, adalah sebagai berikut.

Majas personifikasi, yaitu suatu majas yang membandingkan antara benda mati dengan manusia. Misalnya, Angin seakan membisikkan suatu ingatan padaku.

Majas metafora, yaitu majas yang membandingkan dua objek berbeda, tetapi masih memiliki makna sama. Misalnya, raja siang hadir untuk membawa kehangatan.

Majas asosiasi. yaitu majas yang membandingkan dua objek berbeda dengan makna berbeda pula. Misalnya, Kamu terlihat seperti tupai yang menggulung buah kelapa.

Majas hiperbola, yaitu suatu majas yang dilakukan untuk mengungkapkan sesuatu secara berlebihan. Misalnya, wajahnya bak bidadari yang ada di surga.

Majas sarkasme, yaitu majas yang ditulis dengan ungkapan kasar secara langsung. Misalnya, Suaranya jelek membuat gendang telingaku sakit.

Ke empat, menentukan bait yang akan digunakan

Dengan memperhatikan bait, karya puisi akan lebih menarik dan terlihat indah. Rangkaian pilihan kats serta perumpamaan yang disusun akan memberikan nafas terhadap puisi tersebut. Sehingga, setiap kali ada orang yang membacanya, maka mereka akan merasakan emosi atau perasaan yang disampaikan oleh penyairnya.

Ke lima, menggunakan imajinasi untuk mengembangkan puisi

Imajinasi dalam menulis puisi sangat diperlukan agar puisi semakin berkembang dan menarik untuk dibaca.Dalam menulis puisi harus disertai gambaran imajinasi yang luas. Setiap kata demi kata yang Anda buat, harus menggambarkan apa yang akan disampaikan kepada para pembaca.


Salam Literasi

Puspa Wijayanti

Selasa, 31 Januari 2023

Menembus Batas: Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

 Menembus Batas: Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu



Judul               : Menembus Batas: Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

Resume ke      : 6

Gelombang     : 28

Tema                : Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

Nara sumber    : Prof. Richardus Eko Indrajit

Moderator        : Aam Nurhasanah, S.Pd.


Buah Mangga Buah Rambutan

Buah Semangka segar rasanya

Hari ke-enam bikin penasaran

Manyimak WA tambah ilmunya


Pada intinya pada pertemuan ke-6 para peserta diajak dan dimotivasi untuk mampu menulis buku mayor selama dua minggu. bahwa workshop menulis bukan untuk mengetahui cara membuat buku, tapi real action (aksi nyata).

Moderator, Ibu Aam Nurhasanah mengingatkan peserta untuk menyiapkan gelas kosong untuk menampung ilmu dari Prof. Ekoji.

Ada yang tahu gelas kosong? Pasti banyak yang tahu. ya! yaitu kondisi psikologis bahwa kita siap menerima ilmu, wawasan, dan wacana dari narasumber.

Kali ini saya ingin sharing pengalaman menjadi penulis dari buku mayor, yaitu karya tulis yang diterbitkan oleh penerbit nasional

Hingga saat ini, saya menghitung telah menulis kurang lebh 121 buku mayor semenjak saya selesai kuliah.

Kalau artikel, saya sudah menulis kurang lebih 623 artikel, dalam bahasa Indonesia maupun Inggris

Saya sendiri tidak menduga ketika begitu banyak oraang yeng membelinya. Sampai akhirnya jadi ketagihan menulis

Hal lain yang membuat motivasi menulis lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor hp saya mengucapkan terima kasih atas buku yang saya buat. Tentu saja hal tersebut membesarkan hati dan saya merasa hidup saya berguna untuk orang lain. Begitulah pentingnya menulis nomor handphone di setiap buku yang saya tulis.

Ketika tanggal 16 Maret 2020 semua guru dan siswa harus belajar dari rumah, saya memutuskan untuk menjadi youtuber,

Setiap hari saya membuat satu youtube, yang isinya hal-hal berkaitan dengan PJJ (karena sedang menjadi pembicaraan nasional).

Saya membuat youtube dengan judul aneh-aneh, seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse, IOT, big data, dan lain sebagainya.

Nah ketika Oom Jay mengajak saya untuk mengajarkan guru-guru menulis, saya tergerak untuk bereksperimen.

Setiap guru saya minta untuk membuka youtube saya dengan alamat EKOJI CHANNEL

Kemudian setipa guru saya minta untuk menuliskan apapun yang saya omongkan di youtube tersebut. Setelah itu saya memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten.

Alhasil, dari 30 guru yang berniat bergabung, 19 buku diterbitkan.

Dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ.

Hingga saat inik kalau tak salahk sudah lebih dari 60 buku guru-guru hebat yang berhasil diterbitkan oleh Penerbit ANDI.

 Nah pada kesempatan baaik ini, saya ingin mengajak guru-guru yang tertarik untuk menjadi penulis buku mayor yang diterbitkan untuk mendaftarkan diri.

Namun kali ini agak berbeda modelnya. Saya akan kasih SEBUAH TEMA, kemudian dengan bimbingan saya dan bu Aam anda mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku.

Yang penting anda berniat serius untuk menulis.

 Target saya untuk angkatan ini adalah buku-buku sudah masuk ke penerbit. untuk dikurasi SEBELUM Idul Fitri. Ada yang berminat? Silahkan bu Aam mulai menanyakan kepada teman-teman tercinta.

Sampai sini dulu. Ada yang ingin bertanya?

Kalau ingin menuliskan buku yang diterbitkaan mayor, anda harus mengikuti KEBUTUHAN PASAR.

Jadi kita menulis BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI, tapi UNTUK ORANG LAIN.

Contoh Judul

Classroom Design and Management

Community Based Learning

Computer-Based Assessment

Competency-Based Learning

Computer-Adaptive Assessment

The 21st Century Learning Skills

Itu adalah judul2 yang banyak dibutuhkan sekolah-sekolah jaman sekarang

Tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu. Mulai dari satu hal yang sederhana. Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya.

Bagaimana cara agar bisa tampil PD dalam menulis berbagai genre (Pak Rohim

Makannya dulu kalau bu Aam masih ingat, saya lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk BERJALAN BERSAMA, bukan sekedar BERDISKUSI. Kebanyakan orang senangnya berdiskusi dan TAKUT EKSEKUSI. Kalau saya terbalik, langsung EKSEKUSI di bawah bimbingan saya, baru kita berdiskusi nanti kalau ada hambatan.

Carilah judul yang ANTI MAINSTREAM. Kalau yang BIASA-BIASA SAJA, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya.

Dalam menulis tentunya kita membutuhkan referensi, nah untuk membuat satu buku. Idealnya berapa buku referensi yang kita gunakan? (Afif)

Tidak ada aturan mengenai hal ini. Referensi adalah bentuk penghormatan kita terhadap karya orang lain yang butir-butir kontennya kita pakai dalam buku kita.

Semakin banyak kita pakai pemikiran orang lain, semakin banyak referensi yang kita pergunakan.

Ida farida mohon Ijin tanya bagaimana tulisan kita berkualitas dan dipercaya penerbit mayor? (Ida)

Isi atau konten menarik yang disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

 Ini cara mencari judul dan tema yang menarik bagi penerbit mayor

 https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY

Rahman dari Sumenep madura. Mau tanya, bagaimana cara agar tulisan kita masuk dalam kategori mayor, dan bagaimana memunculkan inspirasi atau ide sehingga dapat menghasilkan karya yg bagus dan inspiratif๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป

Nah ini akan saya ajarkan sambil pak Rahman menulis. Daftar ke bu Aam ya, nanti BAGAIMANA nya akan kita lalui bersama.

Sudah banyak teori, konsep, dan pengalaman dari penulis lain yang disampaikan ke anda semua. Sehingga saya tidak ingin membebani dengan teori-teori baru. Jadi saya mengajak teman-teman yang BERMIMPI karyanya terpajang di toko buku untuk BERGABUNG dalam batch JANUARI BERSERI yang nanti akan menjadi workshop mingguan membuat buku mayor.

Tujuan workshop menulis adalah agar guru-guru BISA MENULIS BUKU bukan sekedar TAHU CARANYA NULIS BUKU.


*) Mohon izin dan ma'af resume nya masih belum rapi tapi posting aja.


Salam Literasi

Puspa Wijayanti, S.Sos.

Meruntuhkan Benteng Writer's Block



Judul                    : Meruntuhkan Benteng Writer's Block

Pertemuan ke       : 7 

Gelombang          : 28

Tema                    : Mengatasi Writer's Block

Narasumber         : Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr

Moderator            : Raliyanti, S.Sos., M.Pd.


Pembukaan dari Omjay "Membacalah setiap haridan buktikan apa yang terjadi. Banyak membaca akan membuat anda keliling dunia. Banyak ilmu dan pengetahuan anda dapatkan. Banyak pengalaman orang lain bisa anda tiru dan kemudian anda amalkan dalam kehidupan sehari-hari"

Materi: Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.

Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. 

Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan.

Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya.


Narasumber menyebutnya virus, yang sesekali bisa menyerang apabila kondisi memungkinkan. Penyebab WB antara lain:

1. Mencoba-coba metode/ topik baru dalam menulis

2. Stress

3. Lelah fisik/ mental

4. Terlalu perfeksionis

Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.

Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.

Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh.

Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan.

Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.

Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary berbahasa Inggris yang saya ceritakan di awal? Jika saya membuka kembali diary berbahasa Inggris yang saya tulis saat duduk di kelas 2 SMP, saya akan tersenyum bahkan tertawa sendiri. Bagaimana tidak? Grammar nya saja banyak yang tidak sesuai, tapi saya tetap PD menulis  tak hanya satu, ada dua atau tiga diary.

 Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB

Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.

Nah, demikian pula yang pernah saya alami, sebagai sedikit berbagi pengalaman dalam menghadapi WB antara lain:

- menenangkan diri, jika lelah fisik maka istirahat, jika lelah psikologis rehat sejenak (istighfar)

- jika buntu ide, maka membaca buku/ tulisan yang relevan

- atau menulis sambil mendengarkan lagu/ nasyid atau musik. alunan lagu dan musik akan mengurai kepenatan dan ide mengalir.

- refhresh diri  dengan jalan-jalan ke luar rumah/ ruangan

Pertanyaan pertanyaan:

Pertanyaan 7: Assalamualaikum, saya Maria Ulfa dari Lombok,  pertanyaan saya:

1. Apa kita juga bisa meraih mimpi seperti Ibu Ditta yang hebat, walau kami tidak se-getol Bu Ditta?

2. Apa yang paling penting dipersiapkan utk menjadi seorang penulis. Terima kasih.

Jika berkenan, silakan simak video yang saya buat tentang mental seorang penulis ya Bun : https://youtu.be/UkRDLmA4dUY

Pertanyaan 8 dari Umatun peserta KBMN 28 dari Kemenag kab Magelang :

saya penulis awam dan masih awal.semangat menulis karena kagum kepada Bunda Lilis Sutikno.

Pertanyaan   9: Bagaimana trik trik biar bisa menulis yang bermutu? Saya mulai menulis sudah setua ini umur saya yaitu 50 tahun  lebih.tapi saya semangat

Jawaban : Kisah Bunda Lilis dan Bunda Kanjeng cocok jadi inspirasi nih untuk kasus Bunda.

Untuk tipsnya "practice makes perfect" dan perbanyak membaca terkait dengan apa yang akan kita tulis. Misal jika Bunda senang menulis puisi, maka mari membaca karya karya sastrawan terkemuka.

Bila senang cerpen, mari perbanyak baca cerpen yang berhasil dimuat di media massa atau karya cerpenis populer. Membacanya harus seperti kacang goreng. Dinikmati, diresapi kata-katanya, kenali diksi yang digunakan, dsb. Bukankah makan kacang goreng lebih nikmat bila perlahan, bukan sekaligus ๐Ÿ˜

Lain halnya jika ingin menulis karya ilmiah, ya mesti mau membaca jurnal. Hehe

Pertanyaan ke 9:Saya pak Wigung dari gunung kidul Yogyakarta

Apakah wb termasuk penyakit ,Bu?

Jawaban : Ehehe itu istilah saya saja ๐Ÿ˜ karena berdasarkan pengalaman bisa datang berulang kali.

Misal yg saya alami, saya pernah terkena WB karena lelah fisik. Di waktu lain, saya terkena WB karena terlalu perfeksionis.

Saya katakan "penyakit" karena memang jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal. Tak produktif lagi

Pertanyaan  10: Pak Etik Nurinto, S.Pd.SD dari Pemalang

Apa yang menurut Bu Ditta paling sulit saat menulis dan bagaimana mengatasinya ?๐Ÿ™๐Ÿป

Jawaban ; Yang paling sulit saat menulis menurut saya adalah percaya dengan tulisan sendiri.

Terkadang kita baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik.

Kita terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada manusia yang sempurna. Buku buku best seller pun ada edisi revisinya, kan?

Cara mengatasinya ...

Dengan mengingat niat awal kita menulis. Mengingat kembali masa masa dimana kita menikmati proses menulis itu sendiri.


Semoga bermanfaat

Salam Literasi

Puspa Wijayanti, S.sos.







Senin, 30 Januari 2023

 Menulis dengan Cara Ngemil





Judul               : Menulis dengan Cara Ngemil

Resume  Ke      : 9 

Gelombang      : 28

Hari/Tanggal   : Jum'at, 27 Januari 2023

Tema                : Menulis itu Mudah

Narasumber     : Prof. Ngainun Naim

Moderator        : Lely Suryani, S.Pd.


Saya awali dengan Bismillah, semoga resume-demi resume yang dibuat menjadi amal baik, bagi narasumber, moderator, para guru menulis KBMN Gelombang ke-28.

Membaca tema Menulis Itu mudah, tentu sebagian kita percaya, sebagian yang lain mengerutkan dahi. Apa benar menulis itu mudah?

Prof. Ngainun Naim memberikan rahasianya, menulis dengan teknik ngemil. Saya simpulkan ini sebuah teknik menulis yang mudah dipraktikkan bagi para penulis pemula.

Ngemil. Yach, mungkin seperti kita "ngemil' kacang goreng .....

Keren sekali,ya !

Salah satu kunci menulis adalah :

(1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami

     Pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur, hanya perlu memilih aspek apa yang akan kita ceritakan

(2) Jangan menulis sambil mengedit

     Tindakan ini akan menjadi hambatan secara psikologis dalam menuangkan pikiran. Tulis saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas.

caranya, setelah menulis endapkan (ambil jeda waktu) baulah diedit. Sehingga ada peluang memperbaiki tulisan dalam keadaan "damai".

(3) Menulis tentang perjalanan

Menulis tentang perjalanan, karena kita mengalaminya

(4) Menulis dengan cara Ngemil

Menulis setiap hari , menulis secara ngemil. Bayangkan orang kalau sedang ngemil seperti apa? sedikit-sedikit lama-lama kenyang. Eh, lama-lama habis juga camilannya. he he......

Prof. Ngainun Naim menyampaikan pengalamannya, Target menulis untuk blog atau kompasiana  3-5 paragraf. Itu target minimal yang diperjuangkan.


Berikut 3 pertanyaan pertama yang disampaikan peserta untuk melengkapi resmue kali ini:

Pertanyaan 1)

Mau tanya Bu, saya Dewi dari Seruyan Kalteng. Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini. Terimakasih

Jawaban Prof. Ngainun Naim: Baik. Pertanyaan menarik dari Bu Dewi di Kalteng. Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.

Pertanyaan 2)

Evridus Mangung- dari NTT P1. Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.

Jawaban Prof. Ngainun Naim: Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.

Pertanyaan 3)

Imro'atus Sholihah_MTsN 4 Jombang Jatim                                                                                                        Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?

Jawaban Prof. Naginun Naim : Baik, langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir. Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah. Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari.Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.


Semoga Bermanfaat

salam Literasi

Puspa Wijayanti, S.Sos

 

                                           Perjalanan


                                                            doc. pribadi-Langit Jakarta 19012023


Pernahkah engkau berpikir akan berumur panjang? 

atau sebaliknya, jika detik ini atau besok Allah menghentikan detak jantungmu?

Sudahkah engkau siap atas dua keadaan itu? selintas ingat kalimat "Bekerjalah seakan-akan engkau hidup selamanya, dan beramallah seakan-akan engkau mati esok".

Sesak rasanya, mengingat orang-orang yang mendahuluiku menghadap Ilahi. Diantaranya, ibuku sendiri, bapak mertua, saudara, dan kerabat, juga teman dan sahabat. 

Lebih kepada perenungan diri, muhasabah pribadi, bahwa setiap detik hidup adalah kejutan, karena hanya Allah Sang Maha Penentu yang mengetahui nasib dan keadaan kita. 

Jika kebaikan-kebaikan yang menyertai kita, tentu sangat bersyukur. Jika masih adanya kesulitan yang ketidakbaikan, maka tetaplah bersyukur karena waktu masih diberikan untuk menjadi lebih baik.

Allah Maha Pema'af, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya kecuali dosa syirik. Maka tak sepantasnya berputus asa dari rahmat Allah.

Firman Allah Ta’ala:

ู‚ُู„ْ ูŠَุง ุนِุจَุงุฏِูŠَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฃَุณْุฑَูُูˆุง ุนَู„َู‰ ุฃَู†ْูُุณِู‡ِู…ْ ู„َุง ุชَู‚ْู†َุทُูˆุง ู…ِู†ْ ุฑَุญْู…َุฉِ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَุบْูِุฑُ ุงู„ุฐُّู†ُูˆุจَ ุฌَู…ِูŠุนًุง ุฅِู†َّู‡ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ْุบَูُูˆุฑُ ุงู„ุฑَّุญِูŠู…ُ (53) ูˆَุฃَู†ِูŠุจُูˆุง ุฅِู„َู‰ ุฑَุจِّูƒُู…ْ ูˆَุฃَุณْู„ِู…ُูˆุง ู„َู‡ُ ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِ ุฃَู†ْ ูŠَุฃْุชِูŠَูƒُู…ُ ุงู„ْุนَุฐَุงุจُ ุซُู…َّ ู„َุง ุชُู†ْุตَุฑُูˆู†َ (54)

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar {39} : 53-54).


So, tetap melangkah dalam perjalanan yang panjang,

Menakar setiap bekal yang disiapkan,

Pupuk bunga-bunga harapan dengan do'a panjang

Sirami dengan khauf dan penuh keyakinan

akan Allah ijabah secepatnya atau kemudian.

Yang terpenting husnul khatimah sebagai akhiran


Self Reminder

Salam Literasi

Puspa Wijayanti, S.Sos.





Jumat, 27 Januari 2023

 Terbitkan Buku dari Karya Ilmiah



Judul: 

Resume  Ke    : 4

Gelombang     : 28

Hari/Tanggal   : Senin, 16 Januari 2023

Tema                : Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber     : Eko Daryono, S.Pd.

Moderator        : Nur Dwi Yanti, S.Pd.

 







Tidak teras sudah sampai pada pertemuan ke-empat. Meski saya baru mau menulis resume, pada  Senin, 16 Januari 2023 saya menyimak kegiatan KBMN yang diprakrasai PB PGRI ini. Bermula dari  moderator yang akan membersamai narasumber memperkenalkan diri dan juga menyampaikan bahwa Mr. Yons akan membersamai para peserta.

    "Nur Dwi Yanti biasa di panggil NDY oleh para ganks di KBMN dan saya alumnus Kelas BM Gel 24     dan mendapat kepercayaan sebagai bagian dari tim solid di bawah asuhan Om Jay."

Selanjutnya moderator juga menyatakan "Selama 2 hari sejak pelatih bersama Narasumber yang hebat sebelumnya, group ini selalu ramai dengan semangat para peserta dalam menyampaikan resume pelatihan bahkan tulisan-tulisan bebas yang sudah dipublikasikan melalui blog masing-masing."

Menunjukan minat dan motivasi yang luar biasa dalam kegiatan menulis

Moderator mengingatkan peserta kepada salah satu tokoh motivational speaker terkenal dari Amerika John Maxwell , menggambarkan passion sebagai “the fuel for will’ atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”. Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya.

Inilah yang dikatakan komitmen dan konsisten dalam menulis, sama halnya saat kita melakukan suatu analisis, menguji suatu tindak penelitian sehingga terbentuklah laporan dituangkan dalam karya tulis yang kita kenal karya ilmiah, namun sayangnya terkadang karya ilmiah tersebut hanya tersimpan di loker lemari .

Saatnya kita mempunyai tekad mengubah karya ilmiah kita menjadi sebuah buku, sesuatu yang berharga sehingga pengalaman kita dalam melakukan penelitian dapat dikenal bahkan dapat bermanfaat banyak bagi orang lain.

Sesi Bapak Eko Daryono, S.Pd

*Mr. Yons sosok *guru yang bersahaja yang tergerak dan menggerakan dan membawa dampak bagi dirinya serta lingkungan. Selain sebagai pengajar, juga sebagai penulis, narasumber serta memiliki prestasi yang luar biasa. Kita intip dulu siapa Narasumber yang hebat malam ini melalui tautan:

https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html

    "Atas perkenan-Nya lah malam hari ini kita dapat berjumpa di ruang maya. Ruang yang             sejatinya terhubung berkat ridha Allah"

Saya ucapkan selamat malam dan salam hormat rekan-rekan nara sumber hebat serta Bapak Ibu yang telah berkenan menyimak melalui grup ini

Saya sampaikan terima kasih kepada IGTIK PGRI, founder KBMN PGRI, Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. atas undangan untuk menjadi salah salah satu narasumber malam ini

Tak lupa Ibu Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH serta Ibu Dra Sri Sugiastuti, M.Pd. Berkat Allah mempertemukan saya dengan kedua beliau saya akhirnya menjadi narasumber berbagai event kegiatan menulis.

Mengubah Karya Ilmiah menjadi Buku

Jika ingin lebih mengenal narasumber, bisa melalui tautan berikut:

https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html  

Sesuai dengan profil yang telah dibagikan oleh Ibu Nur, nama saya Eko Daryono dari Karanganyar Jawa Tengah.

Sungguh luar biasa kelas KBMN yang telah memasuki Angkatan ke-28. Malam ini digroup adalah lebih dari 1000 anggota

Selamat saya ucapkan kepada Dr Jay (Omjay) beserta Tim Solidnya yang telah berhasil menebar virus menulis di seantero nusantara.

Semoga semua Bapak Ibu yang berada di group ini meluruskan niat untuk belajar dan memperteguh minat untuk menerbitkan buku khususnya solo karier

Menerbitkan buku dari Karya Tulis Ilmiah

Tema yang sekilas teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku, namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku

KTI ( Karya Tulis Ilmiah)

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

Secara umum KTI ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku.

 KTI  Nonbuku antara lain : 

-  KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi.

- KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal

- KTI berupa ulasan atau resensi

KTI Buku :

- Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi

- Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan

- Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding

Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas

Bagaimana struktur penulisan KTI

Umumnya seperti struktur bab berikut ini :


Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam Menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus.

Apa sih perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku?

Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI.

 Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab

Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis

Bagaimana cara mengkonversi KTI menjadi buku ?

1) Memodifikasi Judul




2) Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).

Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.

Contoh buku konversi dari hasil penelitian saya sendiri

3) Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah saya uraikan di atas.

Pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

3) Modifikasi Bab I

Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku

Pada konversi PTK yang saya buat, saya rubah pendahuluan dengan FENOMENA PEMBELAJARAN TIK yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku

Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakangModifikasi Bab II

Contohnya isi bab II dari PTK yang saya susun sebagai berikut:

Susunan bab dan sub bab di atas saya rubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab.

3) Modifikasi Bab III

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya

Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan. Benar-benar menghilangkan bab III, menginclude bab 3 di bab 2 atau menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan.Menghilangkan bab 3 maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya

Menginclude bab 3 di bab 2 maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.

Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan

sebagai contohnya berikut ini :

Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkanButuh ekstra di bagian Bab III. Memang butuh mentoring untuk editingnya

4) Modifikasi Bab IV

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV

Dalam contoh yang saya berikan, Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK

Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

Misalnya saya pernah mengedit buku hasil lomba Dharma Wanita SMK se Provinsi Jawa Timur. Foto-fotonya full karena memang berisi cara membuat kerajinan

5) Modifikasi Bab V

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan.

Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

Saya pernah mengedit desertasi yang bagian penutupnya komplit terkait dengan implikasi substansi isi buku

6) Modifikasi Lampiran

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku?

Pertama, keaslian laporan hasil penelitian. Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri

Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya

Kedua , menghindari kompilasi yang terlalu banyak. Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis

Mengapa demikian, saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan

[Ketiga memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis

Keempat, modifikasi bahasa buku

Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut

Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulisKelima, hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Keenam, wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

Ketujuh, memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

Masyaa Allaah, sangat menantang sekali, sebab ada perbedaan ketika kita menulis dari awal dengan mengkonversi suatu karya tulis dan tentu dengan tingkat kesulitan yang berbeda.

Misal dari contoh ini, langkah-langkah tindakan saya include di Bab V dengan sub Tahapan Penerapan Every One is Teacher Here Menggunakan Model Tindakan Kelas


Mohon ma'af, sekiranya resume-nya kurang lengkap.

Salam literasi

Puspa Wijayanti,S.Sos.




Rabu, 25 Januari 2023

                                 Jejak Kaki di Blog


                            Malam-malam ke taman kota

                            Lampu benderang warna warni

                            Kuucapkan salam untuk teman semua

                            Maju melangkah dengan literasi


Judul               : Melukis Jejak Kaki di Blog

Resume  Ke    : 8

Gelombang     : 28

Hari/Tanggal   : Rabu, 25 Januari 2023

Tema                : Komitmen Menulis di Blog

Narasumber     : Drs. Dedi Dwitagama, M.Si

Moderator        : Sigid PN, SH.


                                       


Malam ini memasuki pertemuan ke-8, dimana awalnya saya memperkirakan tidak bisa hadir, tetapi takdir Allah mempertemukan dengan narasumber hebat di KBMN. Kegiatan saya yang biasanya selesai pukul 20.00, kali ini ba'da maghrib sudah selesai, karena sesuatu hal. Ada rasa syukur, ini cara Allah menuntun saya untuk menambah wawasan tentang Blog dan Kepenulisan..

Pak Dedi selaku narasumber mengatakan bahwa materi fokus pada bagaimana kita konsisten menulis di blog.Belaiu memaparkan sebuah kenyataan, menceritakan adanya guru SD, SMP, SMA, dan Dosen favorit, yang menyenangkan. Sudah berhasil mencetak orang-orang sukses. tetapi ketika murid mencari-cari guru atau dosen idolanya di internet, ternyata tidak ada. Padahal banyak hal "remeh" ada pada media sosial. Pilihan kata "remeh" ini dari saya, ya! Kalau beliau mencontohkan sandal jepit saja ada di medsos. Masa guru-guru hebat tidak ada yang eksis di medsos.

         Nah! Apa sebab? boleh beralasan, saat itu belum ada internet. Bagaimana dengan Alva Edison?  

         Alva Edison terkenal dan dikenal sampai sekarang, padahal .... era apa saat itu? (saya langsung             membayangkan dan mengingat, tahun berapa saya mengenal nama penemu bola lampu itu).

        pada sesi pembuka Pak Dedi lebih keada menyampaikan motivasi kepada peserta, dengan             ungkapan

        Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.

Nah! seberapa panjang umur kita. Kalau waktu kita habis malam ini, apa yang kita tinggalkan?

Salah satu ciri orang yang hebat adalah PRODUKTIF, punya visi, punya ide, menjadikan sesuatu, action. 

menulis...menulis....entah jadi buku, entah jadi blog, dapat cuan, itu belakangan.

kalau kita produktif, bukan kita mencari sukses, tapi sukses yang mencari kita

Pak Dedi menyampaikan sebuah postingan "bahagia itu jika tidak punya hutang, penghasilan lebih besar dari pengeluaran, bisa healing sebulan sekali"

hmmmm.....jika kita menulis, sebagai produktivitas, meskipun kita kucing di tempat kerja, disana banyak helder-helder, kita bisa santai, karena kita punya sesuatu yang tidak dimiliki orang lain.

Misal anda pasang status, foto sekolah bagus, maka juga hape rusak foto hilang, maka .... blog adalah salah satu wadah untuk menyimpannya.

Tips menulis di Blog:

1. Tentukan Tujuan. Tujuan Blog yang kita buat untuk share apa? Tentang pendidikan, olahrga, masakan, atau tip's tertantu, sosial, atau blog pribadi, dll

2. Fokus. Harus konsentrasi saat menulis. Dan segera tuagkan ide.

3. Mulai menulis. Tulis saja apa yang mau kita tulis.

4. Finish (selesaikan). Jangan menunda terlalu lama sebuah tulisan.

5. Publish (mempublikasikan) tulisan kita

6. Networking. Ikut komunitas  penulis.

7. Baca tulisan orang lain untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan

8. Inroduce your self 


                                                        Foto: SS pada saat zoom berlangsung


Penyampaian yang renyah dari Pak Dedi, yang dalam biodatanya yang panjang, beliau contoh guru yang banyak prestasi dan humble. Disampaikan bahwa di sekeliling kita banyak yang dapat dijadikan sumber ide dalam menulis. Misalnya : gedung sekolah yang bagus, piala-piala di sekolah, proses pembelajaran di ruang kelas (ataupun di luar), tentang ruang kelas, dan lain-lain.

Adapun beberapa quote yang sempat saya SS , semoga menambah semangat dalam komitmen menulis di blog.

    "Rasulullah SAW bersabda : khairunnas anfa'uhum linnas (sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi ornag lain."

    "Hidup yang bernilai adalah setiap kesempatan yang ada , bisa mendedikasikan diri selalu melakuna yang terbaik bagi diri sendiri dan orang lain."



Semoga resume ini bermanfaat. 


salam Literasi

Puspa Wijayanti, S.Sos.