Selasa, 31 Januari 2023

Meruntuhkan Benteng Writer's Block



Judul                    : Meruntuhkan Benteng Writer's Block

Pertemuan ke       : 7 

Gelombang          : 28

Tema                    : Mengatasi Writer's Block

Narasumber         : Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr

Moderator            : Raliyanti, S.Sos., M.Pd.


Pembukaan dari Omjay "Membacalah setiap haridan buktikan apa yang terjadi. Banyak membaca akan membuat anda keliling dunia. Banyak ilmu dan pengetahuan anda dapatkan. Banyak pengalaman orang lain bisa anda tiru dan kemudian anda amalkan dalam kehidupan sehari-hari"

Materi: Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.

Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. 

Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan.

Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya.


Narasumber menyebutnya virus, yang sesekali bisa menyerang apabila kondisi memungkinkan. Penyebab WB antara lain:

1. Mencoba-coba metode/ topik baru dalam menulis

2. Stress

3. Lelah fisik/ mental

4. Terlalu perfeksionis

Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.

Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.

Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh.

Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan.

Beberapa teman dan saya sendiri terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.

Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB.

Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary berbahasa Inggris yang saya ceritakan di awal? Jika saya membuka kembali diary berbahasa Inggris yang saya tulis saat duduk di kelas 2 SMP, saya akan tersenyum bahkan tertawa sendiri. Bagaimana tidak? Grammar nya saja banyak yang tidak sesuai, tapi saya tetap PD menulis  tak hanya satu, ada dua atau tiga diary.

 Tapi, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB

Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.

Nah, demikian pula yang pernah saya alami, sebagai sedikit berbagi pengalaman dalam menghadapi WB antara lain:

- menenangkan diri, jika lelah fisik maka istirahat, jika lelah psikologis rehat sejenak (istighfar)

- jika buntu ide, maka membaca buku/ tulisan yang relevan

- atau menulis sambil mendengarkan lagu/ nasyid atau musik. alunan lagu dan musik akan mengurai kepenatan dan ide mengalir.

- refhresh diri  dengan jalan-jalan ke luar rumah/ ruangan

Pertanyaan pertanyaan:

Pertanyaan 7: Assalamualaikum, saya Maria Ulfa dari Lombok,  pertanyaan saya:

1. Apa kita juga bisa meraih mimpi seperti Ibu Ditta yang hebat, walau kami tidak se-getol Bu Ditta?

2. Apa yang paling penting dipersiapkan utk menjadi seorang penulis. Terima kasih.

Jika berkenan, silakan simak video yang saya buat tentang mental seorang penulis ya Bun : https://youtu.be/UkRDLmA4dUY

Pertanyaan 8 dari Umatun peserta KBMN 28 dari Kemenag kab Magelang :

saya penulis awam dan masih awal.semangat menulis karena kagum kepada Bunda Lilis Sutikno.

Pertanyaan   9: Bagaimana trik trik biar bisa menulis yang bermutu? Saya mulai menulis sudah setua ini umur saya yaitu 50 tahun  lebih.tapi saya semangat

Jawaban : Kisah Bunda Lilis dan Bunda Kanjeng cocok jadi inspirasi nih untuk kasus Bunda.

Untuk tipsnya "practice makes perfect" dan perbanyak membaca terkait dengan apa yang akan kita tulis. Misal jika Bunda senang menulis puisi, maka mari membaca karya karya sastrawan terkemuka.

Bila senang cerpen, mari perbanyak baca cerpen yang berhasil dimuat di media massa atau karya cerpenis populer. Membacanya harus seperti kacang goreng. Dinikmati, diresapi kata-katanya, kenali diksi yang digunakan, dsb. Bukankah makan kacang goreng lebih nikmat bila perlahan, bukan sekaligus 😁

Lain halnya jika ingin menulis karya ilmiah, ya mesti mau membaca jurnal. Hehe

Pertanyaan ke 9:Saya pak Wigung dari gunung kidul Yogyakarta

Apakah wb termasuk penyakit ,Bu?

Jawaban : Ehehe itu istilah saya saja 😁 karena berdasarkan pengalaman bisa datang berulang kali.

Misal yg saya alami, saya pernah terkena WB karena lelah fisik. Di waktu lain, saya terkena WB karena terlalu perfeksionis.

Saya katakan "penyakit" karena memang jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal. Tak produktif lagi

Pertanyaan  10: Pak Etik Nurinto, S.Pd.SD dari Pemalang

Apa yang menurut Bu Ditta paling sulit saat menulis dan bagaimana mengatasinya ?🙏🏻

Jawaban ; Yang paling sulit saat menulis menurut saya adalah percaya dengan tulisan sendiri.

Terkadang kita baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik.

Kita terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada manusia yang sempurna. Buku buku best seller pun ada edisi revisinya, kan?

Cara mengatasinya ...

Dengan mengingat niat awal kita menulis. Mengingat kembali masa masa dimana kita menikmati proses menulis itu sendiri.


Semoga bermanfaat

Salam Literasi

Puspa Wijayanti, S.sos.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar